MATERI 1
MENGENAL JENIS – JENIS PEKERJAAN
Standar Kompetensi :
2. Memahami jenis pekerjaan dan penggunaan uang
Kompetensi Dasar :
2. 1 Mengenal jenis-jenis pekerjaan
Indikator :
2.1.1Mengidentifikasikan jenis-jenis pekerjaan di
sekitar kita
2.1.2 Menyebutkan jenis-jenis pekerjaan yang
menghasilkan barang dan jasa
2.1.3Menjelaskan jenis peralatan bekerja sesuai dengan
jenis pekerjaan
2.1.4Membuat tabel daftar pekerjaan dan hasil
pekerjaannya
A. JENIS-JENIS PEKERJAAN
Pekerjaan yang ditekuni manusia dilakukan untuk
mendapatkan upah. Upah yang diperoleh dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan
hidup.
1. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang
Pekerjaan yang menghasilkan barang adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dan yang dihasilkan berupa barang.
Contoh pekerjaan yang menghasilkan barang, misalnya orang yang tinggal di dekat perkebunan kelapa. Ia dapat bekerja sebagai pembuat sapu dan keset dengan memanfaatkan sabut kelapa. Ada juga orang yang menggunakan tanah untuk membuat genteng, batu bata dan gerabah. Pekerjaan yang menghasilkan bahan makanan misalnya pembuat tahu, tempe, roti, bakpao serta berbagai macam makanan lain
2. Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa
Pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dan yang dihasilkan berupa jasa. Contohnya tukang cukur dan dokter.
Selanjutnya perhatikan contoh berikut. Pak Sukri mempunyai kebun kelapa sawit yang luas. Tanaman kelapa sawitnya banyak sekali. Pak Sukri tidak dapat mengurus kebun kelapa sawitnya sendirian. Ia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengurus kebun kelapa sawit tersebut. Orang lain yang membantu tersebut bekerja memelihara, memanen dan menjual buah kelapa sawit. Seminggu sekali para tenaga kerja yang membantu di kebun kelapa sawit tersebut menerima upah berupa uang dari Pak Sukri. Uang yang mereka terima itu merupakan imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada Pak Sukri.
B. SEMANGAT KERJA
1. Alasan Orang Harus Bekerja
1. Pekerjaan yang Menghasilkan Barang
Pekerjaan yang menghasilkan barang adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dan yang dihasilkan berupa barang.
Contoh pekerjaan yang menghasilkan barang, misalnya orang yang tinggal di dekat perkebunan kelapa. Ia dapat bekerja sebagai pembuat sapu dan keset dengan memanfaatkan sabut kelapa. Ada juga orang yang menggunakan tanah untuk membuat genteng, batu bata dan gerabah. Pekerjaan yang menghasilkan bahan makanan misalnya pembuat tahu, tempe, roti, bakpao serta berbagai macam makanan lain
2. Pekerjaan yang Menghasilkan Jasa
Pekerjaan yang menghasilkan jasa adalah pekerjaan yang dilakukan seseorang dan yang dihasilkan berupa jasa. Contohnya tukang cukur dan dokter.
Selanjutnya perhatikan contoh berikut. Pak Sukri mempunyai kebun kelapa sawit yang luas. Tanaman kelapa sawitnya banyak sekali. Pak Sukri tidak dapat mengurus kebun kelapa sawitnya sendirian. Ia membutuhkan bantuan orang lain untuk mengurus kebun kelapa sawit tersebut. Orang lain yang membantu tersebut bekerja memelihara, memanen dan menjual buah kelapa sawit. Seminggu sekali para tenaga kerja yang membantu di kebun kelapa sawit tersebut menerima upah berupa uang dari Pak Sukri. Uang yang mereka terima itu merupakan imbalan atas jasa yang telah diberikan kepada Pak Sukri.
B. SEMANGAT KERJA
1. Alasan Orang Harus Bekerja
Perhatikan alasan berikut. Pak Kadir
seorang karyawan di perusahaan mebel. Pak Kadir sudah bertahun-tahun bekerja di
perusahaan tersebut. Akhir-akhir ini pasokan kayu untuk bahan dasar mebel sulit
di dapat karena mahalnya harga kayu. Perusahaan menjadi kekurangan bahan baku.
Akibatnya produksi mebel menjadi tersendat. Perusahaan tersebut akhirnya
memberhentikan sebagian karyawannya. Pak Kadir termasuk karyawan yang
diberhentikan. Pak Kadir berusaha mencari pekerjaan lain, tetapi belum
mendapatkan juga. Padahal, Pak Kadir harus mencukupi kebutuhan keluarganya.
Itulah salah satu alasan, mengapa orang harus bekerja. Orang bekerja untuk
mendapatkan penghasilan. Penghasilan yang diperoleh digunakan untuk mencukupi
kebutuhan hidup sehari-hari. Contoh di atas adalah hal yang biasa terjadi dalam
kehidupan.
Manusia memiliki banyak kebutuhan
hidup. Kebutuhan itu, terutama kebutuhan pokok. Kebutuhan pokok adalah
kebutuhan yang harus terpenuhi. Termasuk kebutuhan pokok adalah makanan,
pakaian, dan tempat tinggal (rumah). Setiap hari kita butuh makan untuk tumbuh
dan hidup. Kita butuh pakaian untuk menutup badan serta butuh rumah untuk
berteduh dan istirahat.
Kebutuhan dapat terpenuhi apabila kita mempunyai
penghasilan. Untuk mendapatkan penghasilan setiap orang harus bekerja.
Penghasilan dapat berupa uang yang dapat digunakan untuk membeli berbagai
barang dan jasa yang diperlukan.
2. Pentingnya Semangat dalam Bekerja
2. Pentingnya Semangat dalam Bekerja
Semangat Kerja sangat penting saat
kita bekerja. Karena dengan semangat kerja kita akan mendapatkan hasil yang
maksimal dan prestasi yang maksimal pula.
Orang yang malas dan tak bersemangat akan gagal dalam
pekerjaannya. Pedagang yang malas akan ditinggalkan pembeli, kemudian rugi, dan
usahanya bisa bangkrut.
Seorang pegawai, jika malas bekerja juga dapat bernasib buruk. Ia akan diperingatkan oleh atasannya dan mungkin saja dipecat dari kantor dan akhirnya menganggur. Oleh karena itu, jika ingin menjadi orang sukses dalam pekerjaan, orang harus punya semangat kerja yang tinggi. Semangat dalam bekerja harus tetap dipertahankan dan terus ditingkatkan.
Seorang pegawai, jika malas bekerja juga dapat bernasib buruk. Ia akan diperingatkan oleh atasannya dan mungkin saja dipecat dari kantor dan akhirnya menganggur. Oleh karena itu, jika ingin menjadi orang sukses dalam pekerjaan, orang harus punya semangat kerja yang tinggi. Semangat dalam bekerja harus tetap dipertahankan dan terus ditingkatkan.
3. Ciri-ciri Semangat Kerja
Perhatikan contoh berikut.
Sepuluh tahun yang lalu Pak Anwar
hanyalah seorang pedagang kaki lima. Ia berjualan di pinggir jalan. Bila hujan
ia harus segera menutup dagangannya agar tidak basah terkena air hujan. Hasil
keuntungannya hanya sedikit. Namun, Pak Anwar adalah orang yang pandai berhemat
dan jujur. Keuntungannya dari berdagang ditabung sedikit demi sedikit. Setelah
hasil tabungannya cukup banyak, ia pun menyewa kios. Dagangan Pak Anwar mulai
bertambah banyak. Para pelanggan pun mulai berdatangan ke kiosnya. Beberapa
tahun kemudian, kios yang disewa itu dapat dibeli serta kemudian dibangun dan
diperluas. Kios itu tak lain menjadi toko Anugerah yang sekarang ditempatinya.
Itulah contoh kisah sukses
seseorang. Sukses itu dapat diraih karena adanya semangat. Kunci keberhasilan
Pak Anwar adalah karena ia suka bekerja keras, tidak malas, jujur dan tidak
mudah mengeluh. Selain itu, Pak Anwar juga disiplin baik dalam bekerja maupun
dalam menggunakan uang. Selain ulet, bersedia bekerja keras, dan disiplin, juga
diperlukan kejujuran untuk meraih sukses. Dengan kejujuran, kita akan
dipercaya, teman, pelanggan, dan bahkan orang lain yang tidak kita kenal. Jika
kita sudah mendapat kepercayaan dari orang lain, maka peluang menuju keberhasilan
akan makin terbuka. Hal itu berlaku dalam bidang apa pun.
Ciri-ciri orang yang memiliki semangat kerja adalah
sebagai berikut :
·
Suka bekerja keras
·
Rajin
·
Jujur
·
Tidak mudah mengeluh
·
Disiplin
·
Ulet
Nah, jika kamu ingin berhasil dalam
pelajaran sekolah, sukses meraih cita-cita, dan sukses pula dalam pekerjaanmu
setelah dewasa kelak, kamu perlu mencontoh sifat dan sikap Pak Anwar di atas.
Artinya, kamu harus selalu bersemangat serta siap bekerja keras, disiplin, dan
jujur dalam belajar dan bergaul, baik di sekolah maupun di rumah.
MATERI 2
PENTINGNYA SEMANGAT KERJA
Menurut Nitisemito ( 1982 ), semangat
kerja adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat,
sehingga dengan demikian pekerjaan akan dapat diharapkan lebih cepat dan lebih
baik. Pendapat serupa dikemukakan oleh Anaroga (1993), bahwa semangat kerja
adalah melakukan pekerjaan secara lebih giat sehingga pekerjaan cepat selesai
dan lebih baik serta ongkos perunit dapat diperkecil. Menurut Siswato (
2001 ), semangat kerja dapat diartikan sebagai suatu kondisi
rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja dan kelompok-kelompok yang dapat
menimbulkan kesenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja
dengan giat dan konsekwen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan
perusahaan.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja yang dapat menimbulkan kenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekwen sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja
Nyonya Jos Masdani ( Anoraga, 1992 ), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja ada dua yaitu :
a. Faktor kepribadian dan kehidupan emosional karyawan yang bersangkutan.
b. Faktor luar, yang terdapat dari lingkungan rumah dan kehidupan keluarganya serta faktor lingkungan kerja
Menurut Anaroga ( 1992 ), faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah :
a. Job Security. Pekerjaan yang dipegang karyawan tersebut merupakan pekerjaan yang aman dan tetap jadi bukan pekerjaan atau jabatan yang mudah digeser, dan lain-lain. Adanya kemungkinan bahwa karyawan dapat dirumahkan, diberhentikan atau digeser, merupakan faktor pertama yang mengurangi ketenangan kegairahan kerja karyawan.
b. Kesempatan untuk mendapat kemajuan ( Opportunities for advancement ). Perusahaan yang memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk mengembangkan diri dapat mendorong karyawan lebih bersemangat dalam bekerja dan menyelesaikan tugasnya.
c. Kondisi kerja yang menyenangkan. Suasana lingkungan kerja yang harmonis, tidak tegang merupakan syarat bagi timbulnya semangat kerja. Ketegangan dalam lingkungan kerja mudah memberi rasa segan bagi karyawan untuk datang ke tempat kerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang menyenangkan memberi rasa segan bagi karyawan untuk membolos.
d. Kepemimpinan yang baik. Pimpinan yang baik tidak menimbulkan rasa takut pada karyawan, tetapi akan menimbulkan rasa hormat dan menghargai.
e. Kompensasi, gaji, imbalan. Faktor ini sangat mempengaruhi semangat kerja karyawan. Bagi seorang karyawan yang baru akan memasuki suatu perusahaan, maka imbalan yang baru akan diterima diperbandingkan dengan imbalan yang mungkin diterima pada perusahaan lain. Bagi karyawan yang sudah lama bekerja pada suatu perusahaan, imbalan yang telah diterimanya diperbandingkan dengan karyawan yang lain. Perbedaan imbalan yang menyolok baik antar karyawan maupun antar perusahaan dapat menggoyahkan semangat kerja karyawan.
Aspek-aspek Semangat Kerja
Menurut Sugiyono ( Utomo, 2002 ), aspek-aspek semangat kerja karyawan dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a. Disiplin yang tinggi. Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan bekerja giat dan dengan kesadaran mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku dalam perusahaan
b. Kualitas untuk bertahan. Menurut Alport orang yang mempunyai semangat kerja tinggi, tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang timbul dalam pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa orang tersebut mempunyai energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan kualitas seseorang untuk bertahan.
c. Kekuatan untuk melawan frustasi. Seseorang yang mempunyai semangat kerja tinggi tidak memiliki sikap yang pesimistis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya.
d. Semangat berkelompok. Adanya semangat kerja membuat karyawan lebih berfikir sebagai “ kami “ daripada sebagai “ saya “. Mereka akan saling tolong menolong dan tidak saling bersaing untuk saling menjatuhkan.
Menurut Kossen ( 1993 ), menyebutkan beberapa hal yang terjadi tanda-tanda peringatan semangat kerja yang rendah,yaitu :
a. Kemangkiran. Apabila pekerja menyenangi pekerjaan mereka, maka mereka akan melakukan usaha yang diperluakan untuk berbuat apa saja yang diharapkan perusahaan dari mereka. Tetapi, para pekerja sendiri telah berubah sifat kerjanya. Akibatnya, pada beberapa perusahaan timbul problem-problem yang dibuktikan dengan tingginya angka kemangkiran.
b. Kelambatan. Keterlambatan yang berlebihan merupakan tanda bahaya semangat kerja yang rendah. Karyawan seringkali datang ke tempat kerja tidak tepat waktu, hal ini karena mereka merasa tidak memperoleh kepuasan dan keuntungan dari pekerjaan mereka.
c. Pergantian yang tinggi. Dalam setiap organisasi ada karyawan yang keluar dan ada karyawan lain diterima kerja pada perusahaan tersebut. Apabila angka pergantian mulai naik secara abnormal menunjukkan tanda bahaya dari semangat kerja yang buruk.
d. Mogok dan sabotase. Pemogokan dan sabotase merupakan contoh ekstrim ketidakpuasan dalam angkatan kerja.
e. Ketiadaan kebanggaan dalam kerja. Ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaan tempat dia bekerja sering kali menimbulkan sikap ketidakpedulian terhadap pekerjaannya. Hal ini menimbulkan kegagalan karyawan kerasakan kebanggaan dalam pekerjaan. Sikap ketidakpedulian karyawan terhadap pekerjaannya menunjukkan semangat kerja yang rendah.
Berdasarkan pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa semangat kerja adalah kondisi rohaniah atau perilaku individu tenaga kerja yang dapat menimbulkan kenangan yang mendalam pada diri tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekwen sehingga pekerjaan lebih cepat selesai dan lebih baik dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan perusahaan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja
Nyonya Jos Masdani ( Anoraga, 1992 ), menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja ada dua yaitu :
a. Faktor kepribadian dan kehidupan emosional karyawan yang bersangkutan.
b. Faktor luar, yang terdapat dari lingkungan rumah dan kehidupan keluarganya serta faktor lingkungan kerja
Menurut Anaroga ( 1992 ), faktor-faktor yang mempengaruhi semangat kerja adalah :
a. Job Security. Pekerjaan yang dipegang karyawan tersebut merupakan pekerjaan yang aman dan tetap jadi bukan pekerjaan atau jabatan yang mudah digeser, dan lain-lain. Adanya kemungkinan bahwa karyawan dapat dirumahkan, diberhentikan atau digeser, merupakan faktor pertama yang mengurangi ketenangan kegairahan kerja karyawan.
b. Kesempatan untuk mendapat kemajuan ( Opportunities for advancement ). Perusahaan yang memberikan kesempatan bagi karyawannya untuk mengembangkan diri dapat mendorong karyawan lebih bersemangat dalam bekerja dan menyelesaikan tugasnya.
c. Kondisi kerja yang menyenangkan. Suasana lingkungan kerja yang harmonis, tidak tegang merupakan syarat bagi timbulnya semangat kerja. Ketegangan dalam lingkungan kerja mudah memberi rasa segan bagi karyawan untuk datang ke tempat kerja. Sebaliknya lingkungan kerja yang menyenangkan memberi rasa segan bagi karyawan untuk membolos.
d. Kepemimpinan yang baik. Pimpinan yang baik tidak menimbulkan rasa takut pada karyawan, tetapi akan menimbulkan rasa hormat dan menghargai.
e. Kompensasi, gaji, imbalan. Faktor ini sangat mempengaruhi semangat kerja karyawan. Bagi seorang karyawan yang baru akan memasuki suatu perusahaan, maka imbalan yang baru akan diterima diperbandingkan dengan imbalan yang mungkin diterima pada perusahaan lain. Bagi karyawan yang sudah lama bekerja pada suatu perusahaan, imbalan yang telah diterimanya diperbandingkan dengan karyawan yang lain. Perbedaan imbalan yang menyolok baik antar karyawan maupun antar perusahaan dapat menggoyahkan semangat kerja karyawan.
Aspek-aspek Semangat Kerja
Menurut Sugiyono ( Utomo, 2002 ), aspek-aspek semangat kerja karyawan dapat dilihat dari beberapa segi, yaitu :
a. Disiplin yang tinggi. Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan bekerja giat dan dengan kesadaran mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku dalam perusahaan
b. Kualitas untuk bertahan. Menurut Alport orang yang mempunyai semangat kerja tinggi, tidak mudah putus asa dalam menghadapi kesukaran-kesukaran yang timbul dalam pekerjaannya. Hal ini berarti bahwa orang tersebut mempunyai energi dan kepercayaan untuk memandang masa yang akan datang dengan baik. Hal ini dapat meningkatkan kualitas seseorang untuk bertahan.
c. Kekuatan untuk melawan frustasi. Seseorang yang mempunyai semangat kerja tinggi tidak memiliki sikap yang pesimistis apabila menemui kesulitan dalam pekerjaannya.
d. Semangat berkelompok. Adanya semangat kerja membuat karyawan lebih berfikir sebagai “ kami “ daripada sebagai “ saya “. Mereka akan saling tolong menolong dan tidak saling bersaing untuk saling menjatuhkan.
Menurut Kossen ( 1993 ), menyebutkan beberapa hal yang terjadi tanda-tanda peringatan semangat kerja yang rendah,yaitu :
a. Kemangkiran. Apabila pekerja menyenangi pekerjaan mereka, maka mereka akan melakukan usaha yang diperluakan untuk berbuat apa saja yang diharapkan perusahaan dari mereka. Tetapi, para pekerja sendiri telah berubah sifat kerjanya. Akibatnya, pada beberapa perusahaan timbul problem-problem yang dibuktikan dengan tingginya angka kemangkiran.
b. Kelambatan. Keterlambatan yang berlebihan merupakan tanda bahaya semangat kerja yang rendah. Karyawan seringkali datang ke tempat kerja tidak tepat waktu, hal ini karena mereka merasa tidak memperoleh kepuasan dan keuntungan dari pekerjaan mereka.
c. Pergantian yang tinggi. Dalam setiap organisasi ada karyawan yang keluar dan ada karyawan lain diterima kerja pada perusahaan tersebut. Apabila angka pergantian mulai naik secara abnormal menunjukkan tanda bahaya dari semangat kerja yang buruk.
d. Mogok dan sabotase. Pemogokan dan sabotase merupakan contoh ekstrim ketidakpuasan dalam angkatan kerja.
e. Ketiadaan kebanggaan dalam kerja. Ketidakpuasan karyawan terhadap pekerjaan dan perusahaan tempat dia bekerja sering kali menimbulkan sikap ketidakpedulian terhadap pekerjaannya. Hal ini menimbulkan kegagalan karyawan kerasakan kebanggaan dalam pekerjaan. Sikap ketidakpedulian karyawan terhadap pekerjaannya menunjukkan semangat kerja yang rendah.
MATERI 3
MEMAHAMI KEGIATAN JUAL BELI DI
LINGKUNGAN RUMAH DAN SEKOLAH
A.Kegiatan
Jual Beli di Lingkungan Rumah
Setiap keluarga mempunyai kebutuhan.
Kebutuhan tersebut antara lain adalah makanan, pakaian, dan kebutuhan hidup
lainnya. Untuk mendapatkan semua kebutuhan kita harus berbelanja.Tempat-tempat
perbelanjaan antara lain warung, toko, dan pasar. Di pasar banyak pedagang yang
menjual kebutuhan sehari-hari yang kita butuhkan. Orang yang tinggal di dekat
pasar pun dapat menambah penghasilan mereka. Misalnya, membuka titipan sepeda,
menjual makanan dan minuman, atau menjadi kuli angkut barang.
Tempat terjadinya kegiatan jual
beli, antara lain di warung, toko-toko, dan pasar, baik pasar tradisional
maupun pasar swalayan. Berikut adalah tempat-tempat kegiatan jual beli.
Warung adalah tempat untuk menjual
dan membeli barang kebutuhan sehari-hari. Contohnya, beras, minyak, gula, kopi,
teh, sayur-sayuran, sabun, pasta gigi, sampo, dan berbagai keperluan hidup
lainnya. Warung biasanya terdapat di rumah-rumah. Barang-barang yang dijual
juga hanya sedikit dan harganya kadang boleh ditawar. Dapatkah kamu menyebutkan
warung siapa saja yang ada di lingkungan tempat tinggalmu?
b. Toko
Pernahkah kamu diajak ayah atau
ibumu pergi ke toko? Membeli apa saja kamu di toko tersebut? Barang yang dijual
di toko biasanya lebih banyak daripada di warung. Sekarang ada toko yang khusus
menjual satu macam kebutuhan saja. Misalnya, toko beras, sepatu, pakaian, alat
listrik, dan mainan. Harga barang di toko sudah ditetapkan dan tidak boleh
ditawar. Di toko kita bisa memilih barang dengan bebas dan membayar sesuai
dengan harga yang telah ditetapkan. Rudi ingin membeli mainan. Ia pergi ke toko
mainan Ceria. Di toko itu banyak tersedia bermacam-macam mainan. Dari yang
harganya murah sampai yang mahal. Rini juga membeli boneka di toko Ceria. Di
manakah ayahmu akan membeli bahan-bahan bangunan untuk membuat atau memperbaiki
rumah? Untuk membeli bahan-bahan bangunan, orang harus pergi ke toko bahan
bangunan. Di sana semua keperluan untuk membuat dan memperbaiki rumah tersedia.
Contohnya, pasir, semen, paku, amplas, kayu, dan masih banyak lagi alat dan
bahan bangunan yang dijual di sana. Toko Murah menjual berbagai macam besi dan
bahan bangunan lainnya.Toko ini ramai dikunjungi pembeli yang akan membeli
perlengkapan bangunan. Selain berbagai jenis toko yang disebutkan di atas, ada
lagi toko yang sangat besar. Pembelinya dapat mengambil sendiri barang-barang
yang akan dibelinya. Tempatnya juga nyaman. Bahkan ada tempat untuk bermain.
Toko ini disebut swalayan.
c. Pasar
Adakah pasar di dekat rumahmu?
Pernahkah kamu pergi ke pasar? Ada apa saja di sana? Pasar merupakan tempat
berkumpulnya para penjual dan pembeli. Semua kebutuhan sehari-hari tersedia di
pasar. Di pasar banyak terdapat kios-kios yang menjual berbagai macam barang.
Ada kios yang khusus menjual sayuran, daging sapi, daging ayam, buah, sembako,
dan masih banyak lagi barang-barang yang dijual di pasar. Di pasar kita dapat
memilih dan menawar barang yang akan kita beli, sehingga kita dapat membeli
kebutuhan kita dengan harga yang lebih murah.
Supermarket adalah toko yang
pembelinya dapat memilih dan mengambil barang yang ingin dibeli. Barang-barang
di supermarket tidak bisa ditawar. Persediaan barang di supermarket lebih
banyak dan lebih lengkap dibanding toko biasa. Setelah mengambil barang-barang
yang dibutuhkan, pembeli membawanya ke kasir. Kasir akan menghitung jumlah
barang yang dibeli dan menyebutkan jumlah harga yang harus dibayar oleh
pembeli. Untuk mengatasi antrian yang panjang, biasanya disediakan beberapa
tempat pembayaran di supermarket. Tempat pembelanjaan di supermarket dibuat
nyaman. Ruangannya diberi penyejuk udara atau AC. Di supermarket juga
dilengkapi dengan arena permainan anak dan kantin.
2. Barang Kebutuhan Sehari-Hari
Kita hidup membutuhkan berbagai
macam barang. Misalnya, kebutuhan untuk makan. Makan merupakan kebutuhan pokok.
Kita memerlukan nasi yang berasal dari beras. Kita juga memerlukan sayuran,
telur, daging, ikan, tahu, dan tempe untuk lauk pauk. Untuk membersihkan badan
kita perlu mandi. Untuk mandi kita membutuhkan sabun, sampo, sikat gigi, dan
pasta gigi. Sabun mandi untuk membersihkan badan. Sikat gigi dan pasta gigi
berguna untuk membersihkan gigi dari kuman penyakit, dan sampo untuk mencuci
rambut. Ibu berbelanja ke pasar. Ibu membeli kebutuhan sehari-hari. Ada beras,
gula pasir, teh, kopi, susu, minyak goreng, telur, daging, ikan, dan sampo. Ibu
juga membeli sayuran dan buahbuahan. Ada bayam, wortel, kacang, buncis,
kangkung dan terung. Ada juga buah-buahan, seperti pepaya, mangga, nanas, apel,
dan sebagainya. Ibu juga membeli keperluan bumbu dapur, seperti garam, gula
merah, merica, bawang putih, bawang merah, dan cabai.
Kegiatan jual beli sudah ada sejak
dahulu. Tetapi kegiatan jual beli pada zaman dahulu berbeda dengan kegiatan
jual beli sekarang ini. Dahulu para pembeli tidak memakai uang untuk membeli
barang. Tetapi mereka saling tukar-menukar barang dengan orang lain.
Perhatikan contoh berikut! Bu Siti
mempunyai seekor ayam dan Pak Dirman mempunyai 1 kg beras. Bu Siti memerlukan
beras dan Pak Dirman memerlukan ayam. Keduanya sepakat untuk menukar ayam
dengan beras. Akhirnya Bu Siti mendapatkan beras yang dibutuhkan dan Pak Dirman
mendapatkan ayam yang diinginkannya. Kegiatan tukar menukar barang tersebut
dinamakan barter. Pada zaman sekarang kegiatan jual beli dilakukan dengan alat
yang dinamakan uang. Perhatikan contoh berikut! Bu Hadi pergi ke pasar. Bu Hadi
hendak berbelanja membeli keperluan hidupnya sehari-hari. Bu Hadi membeli
sayuran.
Ia memilih sayuran yang segar.
Antara Bu Hadi dan penjual terjadi tawar menawar hingga terjadi kesepakatan
harga. Bu Hadi senang dengan sayur yang dibeli. Penjual juga senang dengan
harga yang disepakati. Bu Hadi membayar dengan uang. Uang tersebut dibayarkan
langsung kepada penjual sayuran. Jika berbelanja di pasar swalayan, pembeli
dapat memilih dan mengambil barang sendiri. Harga barang sudah tercantum pada
label atau bungkus barang. Pembeli tidak dapat menawar harga. Semua barang yang
dibeli dibayar di tempat pembayaran atau kasir. Pegawai kasir akan menghitung
berapa jumlah uang yang harus kita bayar. Setelah membayar sesuai dengan
jumlahnya, pegawai kasir akan memberikan barang yang sudah kita beli. Rambut
Rudi sudah panjang. Ayah mengantar Rudi ke tukang cukur. Rambut Rudi dicukur
dan dirapikan oleh tukang cukur. Selesai dicukur, Ayah Rudi membayar ongkos
cukurnya. Tukang cukur itu menjual jasa dan mendapatkan imbalan berupa uang.
Ibu membeli kain di toko kain. Kain
itu dijahitkan ke tukang jahit. Seminggu kemudian kain itu telah selesai
dijahit. Ibu mengambilnya dan membayar ongkos jahitan. Tukang jahit itu menjual
jasa terima jahitan, dan mendapatkan imbalan berupa uang.
Kegiatan jual beli selain yang ada
di pasar, warung, dan toko seperti yang sudah diuraikan di atas ada juga
kegiatan jual beli yang ada di sekolah. Kegiatan jual beli yang ada di sekolah,
antara lain koperasi dan kantin sekolah.
Di sekolah biasanya ada koperasi
sekolah. Koperasi sekolah menjual berbagai keperluan dan perlengkapan sekolah
seperti buku, pensil, penggaris, penghapus, dan lain-lain. Harga barang yang
dijual di koperasi biasanya lebih murah atau sama dengan harga di pasar. Kita
bisa membeli perlengkapan sekolah yang kita perlukan di koperasi sekolah.
Selain koperasi, di sekolah juga ada
kantin. Kantin ini menjual berbagai macam makanan. Bila istirahat tiba, kita
bisa membeli makanan dan minuman di kantin. Jadi, kita tidak perlu membeli
jajanan di luar sekolah. Biasanya makanan atau jajanan yang dijual di kantin
sekolah lebih sehat. Makanan yang dijual dikantin sekolah selalu di bungkus
dengan plastik atau ditutupi, sehingga lebih terjamin kebersihannya.
Sebaiknya bila membeli jajanan
pilihlah yang dibungkus plastik atau jajanan yang ditempatkan dalam wadah yang
tertutup. Hal ini untuk menjaga agar makanan tidak dihinggapi lalat. Makanan
yang dihinggapi lalat bisa menyebabkan sakit perut. Jadi, kamu harus hati-hati
dalam memilih atau membeli makanan.
MATERI 4
MENGENAL
SEJARAH UANG
Sejak
kapan manusia mengenal uang? Bisa jadi, ini merupakan salah satu dari banyak
pertanyaan yang sering dikemukakan orang. Ensiklopedia bebas Wikipedia menulis
tentang sejarah uang dangan kalimat:
"... pada mulanya, masyarakat
belum mengenal pertukaran, karna setiap orang brusaha memenuhi
kebutuhannya dengan usaha sendiri. Manusia berburu jika lapar, membuat pakaian
sendiri dari bahan-bahan sederhana, mencari buah-buahan untuk konsumsi sendiri,
ungkapanya. Singkatnya, apa yang diperolehnya itulah yang bermanfaat untuk
memenuhi kebutuhannya.
Perkembangan
selanjutnya menghadapkan manusaia pada kenyataan apa yang diproduksi
sendiri ternyata tidsk cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhannya. Untuk
memperoleh barang-barang yang tidak dapat dihasilkan sendiri, mereka
mencari orang yang mau menukarkan barang yang dimiliki dengan barang lain
yang dibutuhkan olehnya. Akibatnya muncullah sistem barter, yaitu
barang yang ditukar dangan barang.
Namun
pada akhirnya, banyak kesulitan-kesulitan yang dirasakan dengan sistem
ini. Diantaranya adalah kesulitan untuk menemukan orang yang
mempunyai barang yang diinginkan, dan yang juga mau menukarkan barang yang
dimilikinya serta kesulitan untuk memperoleh barang yang dapat ditukarkan
satu sama lainnya dengan nilai pertukaran yang seimbang atau sama
nilainya.
Untuk
mengatasinya, mulailah timbul pikiran-pikiran untuk menggunakan
banda-banda tertentu untuk digunakan sebagai alat tukar. Benda-benda yang
ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda yang diterima
oleh umum ( generally accepted ), benda-benda yang dipilih
bernilai tinggi ( sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik),
atau benda-benda yang merupakan kebutuhan primer sehari-hari, misalnya garam
yang oleh orang Romawi digunakan sebagai alat tukar maupun sebagai alat pembayaran
upah. Pengaruh orang Romawi tersebut masih terlihat sampai sekarang, orang
Inggris menyebut upah sebagai salary yang berasal dari bahasa
Latin salarium yang berarti garam.
Barang-barang
yang dianggap indah dan bernilai, seperti kerang, pernah dijadikan sebagai alat
tukar sebelum manusia menemukan uang logam.
Namun,
walau alat tukar sudah ada, kesulitan dalam pertukaran tetap ada.
Kesuliatan-kesulitan itu antara lain karna benda-benda yang
dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai
uang , penyimpanan (storaage), dan pengangkutan (trasportation)menjadi
sulit dilakukan serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan
banda-benda tersebut sehingga mudah hancur atau tidak tahann lama.
Ketika
manusia berpikir keras untuk bisa menemukan satu benda yang memenuhi
syarat untuk dijadikan "uang". Muncullah apa yang dinamakan
uang logam yang terbuat dari emas dan perak. Logam tesebut dupilih
sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi sahingga
digamari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa mengurangi
nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar karna
memenuhi syarat -syarat tersebut adalah emas dan perak.
Uang
logam emas dan perak juga disebut sebagai uang penuh (full bodied money) yang
memiliki arti sebagai uan yang memeiliki nilai yang sesungguhnya atau nilai
instrinsik (nilai bahan) dimana bahan memebuat uang sama dengan nilai
nominalnya (nilai yang tercantum pada mata uang tersebut). Pada saat itu,
setiap orang berhak menempa uang, melebur, menjual, atau mamakainya, dan
mempunyai hak tidak terbatas dalam menyimpan uang logam.
Sejalan
dengan perkembangan perekeonomian, timbul kesulitan ketika perkembangan
tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah sementara jumlah
logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas sehingga nilainya kian lama kian
tinggi. Ini sejalan dengan prinsip universal ekonomi dimana dimana ada
permintaan tinggi sementara barang langka maka harganya akan menaik, dan juga
sebaliknya. Selain itu, penggunaan uang emas dan perak ini juag idak menjawab
pertukaran barang yang kecil-kecil alias yang murah, sehingga lama
kalamaantimbullah ide untuk membuat uang kertas (promise money).
Mula-mula
uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti atas kepemilikan emas dan perak
sebagai alat\ perantara untuk melakukan transaksi. Dengan kata lain, uang
kertas yang beredar pada saat itu merupakan uang yang dijamin sepenuhnya atau
100% dengan emas atau perak yang disimpan dipandai emas atau perak, dan
kapanpun bisa ditukar penuh dengan jaminannya.
Pada
oerkembanagan selanjutnya, ketika lembaga-lembaga atau institusi keuangan dalam
bentuk yang sederhana sudah dibangun manusia, maka uang kertas yang
memiliki nilai nominal tertentu dan lebih kecil ketimbang nilai emas pun
kian digemari orang. Bisa jadi karna dianggap lebih praktis masyarakat tidak
lagi menggunakan emas (secara langsung) sebagai alat pertukaran dan lebih
menggunakan promise money alias surat utang tersebut
sebagai alat tukar.
Fungsi Uang
Secara
asasi, fungsi uang sebagai alat pembayaran atau pertukaran. namun ilmu ekonomi
membagi fungsi-fungsi uang ini ke dalam dua kelompok besar yakni fungsi asli
dan fungsi turunan.
fungsi
asli uang ada tiga yaitu: sebagai alat tukar, sebagai satuan hitung, dan
sebagai penyimpan nilai. uang berfungsi sebagai alat tukar atau medium
of exchange yang dapat mempermudah pertukaran. Orang yang akan
melakukan pertukaran tidak perlu menukarkan dengan barang, karena antara lain
dianggap tidak praktis, tetapi cukup menggunakan uang sebagai alat tukar.
Kesulitan-kesulitan pertukaran dengan cara barter dapat diatasi dengan
pertukaran uang.
Uang
juga berfungsi sebagai satu hitung (unit of account) karena uang dapat
digunakan untuk menunjukkan nilai berbagai macam barang/jasa (alat penunjuk
harga). sebagai alat satuan hitung, uang berperan memperlancar pertukaran.
Selain
itu, uang berfungsi sebagai alat penyimpan niali (valuta) karena dapat
digunakan untuk mengalihkan daya beli dari masa sekarang ke masa mendatang atau
bersifat investasi. Ketika seorang penjual saat ini menerima sejumlah uang
sebagai pembayaran atas barang dan jasa yang dijualnya, maka ia dapat menyimpan
uang tersebut dalam waktu yang tidak terbatas untuk digunakan membeli barang
dan jasa di masa mendatang.
Selain
ketiga hal di atas, uang juga memiliki fungsi lain yang disebut sebagai Fungsi
Turunan. Fungsi turunan ini antara lain uang sebagai alat pembayaran, sebagai
alat pembayaran utang, sebagai alat penimbun atau penimban kekayaan (modal),
dan alat untuk meningkatkan status sosial.
Dalam
perjalanannya, uang yang tadinya berasal dari bahan yang sungguh-sungguh
bernilai secara intrinsik, dikemudian hari diuabah dibuat dari bahan yang
sesungguhnya tidak memiliki nilai seperti kertas dan juga logam jenis besi atau
campuran namun masih secara penuh alias seratus persen didukung persedian emas
dan perak. Namun dalam perjalanannya, dan ini lebih didasari kejahatan kaum
Yahudi, uang dijadikan sebagai alat penjajahan dan tidak lagi diback up secara
penuh oleh cadangan emas dan perak. Uang bukan lagi sebagai sekedar alat tukar
namun telah dibelokkan menjadi salah satu instrumen utama alat penjajahan.
MATERI 5
PENGGUNAAN
UANG SESUAI DENGAN KEBUTUHAN
ntisari-Online.com -
Membawa segepok uang kini sudah tak zaman lagi. Namun jika tidak mau terjebak
hutang, ada alternatif selain kartu kredit. Bahkan sekarang kita bisa memiliki
kartu debit tanpa perlu menjadi nasabah bank yang mengeluarkan kartu tersebut.
Uang elektronik, begitu kartu yang bisa digunakan untuk membayar itu diberi
nama.
Mengacu ke BI, pengertian uang elektronik harus memenuhi empat unsur untuk bisa disebut sebagai alat pembayaran. Pertama, diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kartu kepada penerbit. Kedua, nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media, seperti server atau chip. Ketiga, digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang tersebut. Keempat, nilai uang elektronik yang telah disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit kartu bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
Dalam pandangan Dodit Wiweko Probojakti, general manager bisnis kartu BNI, uang elektronik memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan kartu kredit atau debit karena lebih mudah didapatkan. "Untuk memperoleh kartu debit harus memiliki rekening di bank bersangkutan dan kalau mau punya kartu kredit maka ada penilaian soal pendapatan, umur, dan lain sebagainya," katanya seperti dikutip Kontan.
Agar memberi manfaat yang sebesar-besarnya, maka perlu dilakukan beberapa kiat mengelola uang elektronik ini.
Mengacu ke BI, pengertian uang elektronik harus memenuhi empat unsur untuk bisa disebut sebagai alat pembayaran. Pertama, diterbitkan atas dasar nilai uang yang disetor terlebih dahulu oleh pemegang kartu kepada penerbit. Kedua, nilai uang disimpan secara elektronik dalam suatu media, seperti server atau chip. Ketiga, digunakan sebagai alat pembayaran kepada pedagang yang bukan merupakan penerbit uang tersebut. Keempat, nilai uang elektronik yang telah disetor oleh pemegang dan dikelola oleh penerbit kartu bukan merupakan simpanan sebagaimana dimaksud dalam undang-undang yang mengatur mengenai perbankan.
Dalam pandangan Dodit Wiweko Probojakti, general manager bisnis kartu BNI, uang elektronik memiliki kelebihan jika dibandingkan dengan kartu kredit atau debit karena lebih mudah didapatkan. "Untuk memperoleh kartu debit harus memiliki rekening di bank bersangkutan dan kalau mau punya kartu kredit maka ada penilaian soal pendapatan, umur, dan lain sebagainya," katanya seperti dikutip Kontan.
Agar memberi manfaat yang sebesar-besarnya, maka perlu dilakukan beberapa kiat mengelola uang elektronik ini.
·
Alokasikan dana mingguan. Waktu
mingguan lebih tepat dibandingkan dengan bulanan karena cukup efisien dan lebih
aman. Jumlahnya mengacu ke pengeluaran bulanan. Misalnya uang bensin sebulan Rp
1 juta, maka yang diisikan ke uang elektronik Rp 250 ribu. Jika jatah isi ulang
masih lama sedangkan uang sudah menipis maka perlu dilakukan pengereman
pengeluaran. Di sinilah fungsi sebagai alat pengontrol berjalan.
·
Pilih sesuai kebutuhan. Meski
tujuan awal untuk kepraktisan, namun pilihlah kartu uang elektronik yang sesuai
dengan kebutuhan kita. Misalkan Anda sering menggunakan jalan tol, maka
pilihlah kartu yang menawarkan fungsi tersebut.
·
Perhatikan penyimpanan. Berbeda
dengan kartu debit atau kartu kredit yang butuh konfirmasi sebelum digunakan,
kartu uang elektronik ini tidak perlu konfirmasi. Kartu ini benar-benar mirip
uang. Jadi bisa dipindahtangankan atau digunakan siapa saja. Oleh sebab itu,
berhati-hatilah saat menyimpan kartu ini.
Belanja Negara
Belanja terdiri atas dua jenis:
1.
Belanja Pemerintah Pusat, adalah
belanja yang digunakan untuk membiayai kegiatan pembangunan Pemerintah Pusat,
baik yang dilaksanakan di pusat maupun di daerah (dekonsentrasi dan tugas
pembantuan). Belanja Pemerintah Pusat dapat dikelompokkan menjadi: Belanja
Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Pembiayaan Bunga Utang, Subsidi BBM dan
Subsidi Non-BBM, Belanja Hibah, Belanja Sosial (termasuk Penanggulangan
Bencana), dan Belanja Lainnya.
2.
Belanja Daerah, adalah belanja yang dibagi-bagi ke
Pemerintah Daerah, untuk kemudian masuk dalam pendapatan APBD daerah yang
bersangkutan. Belanja Daerah meliputi:
1.
Dana Bagi Hasil
Pembiayaan
Pembiayaan meliputi:
1.
Pembiayaan Dalam Negeri, meliputi Pembiayaan Perbankan,
Privatisasi, Surat Utang Negara, serta penyertaan modal
negara.
2.
Pembiayaan Luar Negeri, meliputi:
1.
1.
Penarikan Pinjaman Luar Negeri, terdiri atas Pinjaman
Program dan Pinjaman Proyek
2.
Pembayaran Cicilan Pokok Utang Luar Negeri, terdiri
atas Jatuh Tempo dan Moratorium.
Asumsi APBN
Dalam penyusunan APBN, pemerintah menggunakan 7
indikator perekonomian makro, yaitu:
1.
Produk Domestik Bruto (PDB) dalam rupiah
2.
Pertumbuhan ekonomi tahunan (%)
3.
Inflasi (%)
4.
Nilai tukar rupiah per USD
5.
Suku bunga SBI 3 bulan (%)
6.
Harga minyak indonesia (USD/barel)
7.
Produksi minyak Indonesia (barel/hari)
Teori
mengenai APBN
Fungsi APBN
APBN merupakan instrumen untuk mengatur pengeluaran
dan pendapatan negara dalam rangka membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
pembangunan, mencapai pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan pendapatan nasional, mencapai stabitas
perekonomian, dan menentukan arah serta prioritas pembangunan secara umum.
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
APBN mempunyai fungsi otorisasi, perencanaan, pengawasan, alokasi, distribusi, dan stabilisasi. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam suatu tahun anggaran harus dimasukkan dalam APBN. Surplus penerimaan negara dapat digunakan untuk membiayai pengeluaran negara tahun anggaran berikutnya.
·
Fungsi otorisasi, mengandung arti bahwa anggaran
negara menjadi dasar untuk melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang
bersangkutan, Dengan demikian, pembelanjaan atau pendapatan dapat
dipertanggungjawabkan kepada rakyat.
·
Fungsi perencanaan, mengandung arti bahwa anggaran
negara dapat menjadi pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun
tersebut. Bila suatu pembelanjaan telah direncanakan sebelumnya, maka negara
dapat membuat rencana-rencana untuk medukung pembelanjaan tersebut. Misalnya,
telah direncanakan dan dianggarkan akan membangun proyek pembangunan jalan
dengan nilai sekian miliar. Maka, pemerintah dapat mengambil tindakan untuk
mempersiapkan proyek tersebut agar bisa berjalan dengan lancar.
·
Fungsi pengawasan, berarti anggaran negara harus
menjadi pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah negara
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian akan mudah bagi
rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah menggunakan uang negara untuk
keperluan tertentu itu dibenarkan atau tidak.
·
Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara
harus diarahkan untuk mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta
meningkatkan efesiensi dan efektivitas perekonomian.
·
Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran
negara harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan
·
Fungsi stabilisasi, memiliki makna bahwa anggaran
pemerintah menjadi alat untuk memelihara dan mengupayakan keseimbangan
fundamental perekonomian.
Prinsip penyusunan APBN
Berdasarkan aspek pendapatan, prinsip penyusunan APBN
ada tiga, yaitu:
·
Intensifikasi penerimaan anggaran dalam jumlah dan
kecepatan penyetoran.
·
Intensifikasi penagihan dan pemungutan piutang negara.
·
Penuntutan ganti rugi atas kerugian yang diderita oleh
negara dan penuntutan denda.
Sementara berdasarkan aspek pengeluaran, prinsip
penyusunan APBN adalah:
·
Hemat, efesien, dan sesuai dengan kebutuhan.
·
Terarah, terkendali, sesuai dengan rencana program
atau kegiatan.
·
Semaksimah mungkin menggunakan hasil produksi dalam
negeri dengan memperhatikan kemampuan atau potensi nasional.
Azas penyusunan APBN
APBN disusun dengan berdasarkan azas-azas:
·
Kemandirian, yaitu meningkatkan sumber penerimaan
dalam negeri.
·
Penghematan atau peningkatan efesiensi dan
produktivitas.
·
Penajaman prioritas pembangunan
·
Menitik beratkan pada azas-azas dan undang-undang
Negara.Komentar (Atom)
0 komentar :
Posting Komentar